Telepon murah ke Indonesia dengan voip

Disclaimer: Tulias ini berisi pengalaman penulis menggunakan VoIP dari belanda. Hasilnya mungkin berbeda dengan yang anda peroleh. Penulis tidak bertanggung jawab atas kerugian yang ditimbulkan apabila pembaca memutuskan untuk menggunakan VoIP

Buat rekan-rekan yang sedang belajar atau bekerja di Belanda, terkadang kita rindu sanak saudra. Sebenarnya banyak cara untuk dapat berbincang dengan keluarga di Indonesia dengan mudah

Servis gratis misalkan:

• Skype
• Google Hangouts
• Whatsapp calling

Namun kadang-kadang berkomunikasi dengan aplikasi diatas kadang sulit. hal ini bisa dikarenakan:

• Tidak ada koneksi internet, atau koneksi yang kurang baik. Sehingga telepon kadang terputus, atau yang ditelepon mejadi suka berbahasa robot
• Tidak ada perangkat komputer atau telepon selurer yang dapat diinstall aplikasi diatas
• Orang yang dituju kadang sedang berada di luar (rumah / kantor) sehingga tidak memiliki akses wifi/internet atau komputer

Terdapat beberapa alternatif untuk kita dapat menelefon dengan murah ke nomor telepon di Indonesia.

Contohnya provider selular Lebara saat ini tarifnya 19ct/menit untuk landline dan 29ct/menit untuk mobile. Tapi karena untuk lebara beli 10 dapat 20 euro maka praktis harganya menjadi setengahnya. Saya sendiri belum pernah melefon pakai lebara sehingga saya tidak bisa mengatakan mengenai kualitas dan delay bila menelpon pakai lebara.

Nah ada cara lain untuk lebih berhemat sampai 3ct/menit !! Syaratnya teman-teman hanya butuh akses internet dan device yang mendukung VoIP (komputer, smart phone). Selain Menelepon kita juga dapat mengirimkan pesan singkat melalui SMS ke nomor Indonesia. Namun ada kekuranganna juga, kadang terdapat delay sekitar 1-2 detik tergantung dari kualitas jaringan VoIP tersebut.

Bagaimana caranya ?

Tergantung perangkat yang teman-teman miliki disini.

PENTING. Pada saat register nanti pastikan provider VoIP yang kita pilih mendukung SIP.

Kita cukup register ke salah satu provider VoIP dan install aplikasi.

Setelah register account ke salah satu VoIP provider, anda akan menerima informasi contohnya;

sip gateway: sip.webcalldirect.com
username: foo
password: secret

Informasi ini yang dibutuhkan aplikasi untuk dapat terkoneksi dengan provider tersebut.

Android

Saya pakai aplikasi zoiper. Instalasinya juga cukup mudah. Anda tinggal memasukkan data account ke aplikasi zoiper dan bisa tinggal langsung menelepon ke indonesia dengan VOIP.

PENTING pastikan ketika menelepon anda menggunakan aplikasi tersebut, bukan applikasi telepon android. Bila tidak maka anda akan menggunakan pulsa telepon biasa.

Mac

Terdapat aplikasi Telephone yang penggunaanya juga mudah. Serupa dengan android, kita hanya perlu memasukkan informasi yang di dapat dari provider ke aplikasi tersebut.

Platform lainnya

Windows, linux, iOS (iPhone).

Berhubung saya jarang menelepon dengan device yang menggunakan sistem operasi diatas jadi saya kurang faham juga :)

Di website providernya kadang terdapat bagian 'Download' dimana anda bisa langsung mengguakan aplikasi dari mereka: contohnya seperti ini

Tapi caranya pasti sama mudahnya. Kita tinggal googling dengan keywords "[windows/linux/iPhone] SIP client" anda pasti menemukan banyak aplikasi dan tutorial yang cukup mudah.

Registrasi Account VoIP & Pembelian Credit.

Saat ini banyak sekali provider VoIP yang tersedia di Internet. Untuk pembelian credit mereka juga sudah mendukung berbagai metode pembayaran:

• iDeal
• paypal
• kartu kredit
• DSB

Nah, barusan saya membuat script sederhana untuk melakukan scraping provider mana yang paling murah.

script ?? scraping ?? :) no worries, yang penting adalah berikut hasil excel sheet provider dan tarif mereka per 5 mei 2015

voip-list-03052015.xlsx

Dari file ditatas kita bisa melihat tarif land-line, tarif selular berdasarkan provider dan negara yang dituju. Pastikan melihat kolom rate + vat.

Saat ini provider yang paling murah telepon ke Indonesia adalah:

• dialcheap.com mobile: 2.9ct/menit, landline: 1.1ct/menit
• freevoipdial.com mobile: 3ct/menit, landline: 2.5ct/menit
• voipmash.com mobile: 3.1ct/menit, landline: 1.1ct/menit
• discountcalling.com mobile: 4ct/menit, landline: 1.1ct/menit

Setelah Register dan mendownload aplikasi dari mereka, anda tinggal memasukan data gateway, username password dan lansung menelepon nomor indonesia

Selamat menikmati :)

</p>

Scale MongoDB dengan Sharding

Introduksi

MongoDB adalah salah satu NoSQL database yang cukup populer. MongoDB merupakan document store database, dimana data disimpan dalam format BSON atau mirip dengan JSON. Keunggulan mongoDB antara lain adalah automatic sharding. Artinya apabila kita memiliki beberapa server database, kita dapat melakukan partisi terhadap data tersebut dan mongo akan melakukan load balancing terhadap data tersebut secara automatis

Sebelum mengeksplorasi mongodb, ada beberapa konsep yang harus kita pahami tentang mongo. yaitu:

• Mongod
• Replicas
• Shards
• Shard Keys
• Chunks
• Config DB Process (config server)
• Routing Process (mongos)

Skema Sharding - MongoDB Sharding Introduction

mongod

mongod adalah core dari mongoDB. mongod adalah satu instance server mongo. Saya sendiri tidak tau kepanjangan dari mongod tapi kalau menebak, mungkin yang dimaksud adalah mongo daemon. Kalau di analogikan, 1 mongod adalah 1 server database (misalkan sama dengan 1 server mysql). Sehingga satu aplikasi sedehana cukup dibuat dengan 1 application server yang berkomunikasi dengan 1 mongod

Replica

Replica set adalah suatu bentuk Master/slave database. 1 replika terdiri dari 2 atau lebih proses mongod yang memiliki data yang sama. Replica bertujuan untuk failover, reducancy juga sebagai distribution read load . Artinya apabila terdapat beberapa request read terhadap data yang sama, maka request tersebut bisa di handle oleh lebih dari satu server

Contoh, misalkan kita mempunyai 3 data center: Jakarta, Bandung dan Surabaya. maka kita dapat membentuk replika sebagai berikut.

Shards

Dalam database kita dapat melakukan partisi terhadap data. Partisi tersebut bisa dilakukan dalam dua arah: Vertikal dan Horizontal. Vertical dilakukan dengan membagi data berdasarkan kolom, misalkan melalui proses denormalisasi. Sedangkan horizontal partitioning dilakukan dengan membagi data secara horizontal.

Contoh horizontal partitioning misalkan kita memiliki data center seperti diatas. Maka kita dapat menyimpan semua data user jakarta ke data center jakarta, bandung ke bandung dan lainya ke surabaya. Apabila terdapat request terhadap data bandung maka cukup server bandung yang melayani data tersebut.

Shard dalam mongoDB teridiri dari beberapa server (mongod). Beberapa server tersebut dalam shard membentuk replika set. sehingga dapat kita katakan suatu replika set berada pada suatu sharding.

shard key

Untuk membagi-bagi suatu data, maka dibutuhkan suatu key yang menentukan data tersebut akan masuk ke shard yang mana. Key tersebut disebut dengan shard key. untuk contoh diatas shard key adalah lokasi. Pada contoh lain kita dapat membuat email sebagai shard key. sehingga data suatu user akan dikelompokkan pada suatu shard yang sama.

Pemilihan shard key sangat bergantung dengan bagaimana cara aplikasi berintarksi untuk mengakses data. Sehingga pemilihan shard key dapat mempengaruhi performa dari sistem. Pemilihan shard key yang salah dapat menyebabkan database beroperasi lebih lambat dari single instance database.

Untuk kriteria pemilihan shard key dapat dilihat pada artikel Choosing a shard key

Chunks

Chunk adalah continuous range of data for a particular collection. Misalkan kita melakukan partisi data berdasarkan ID. dan ID tersebut merupakan bilangan integer antara 1..1000. Kita dapat membagi data tersebut dalam beberapa bagian (chunk) dengan ukuran yang sama. Secara default ukuran 1 chunk dalam mongoDB adalah 64MB (meskipun bisa dikonfigurasi). Untuk contoh kasus data tersebut bisa dibagi menjadi 10 chunk. dengan:

• chunk-1: 1..100
• chunk-2: 101..200
• ...
• chunk-10: 901..1000

Suatu Chunk disimpan pada suatu shard tertentu. Keistimewaan mongoDB salah satunya adalah auto sharding. Artinya suatu chunk dapat di transfer dari suatu shard ke shard yang lain.

Misalkan contoh diatas, 3 shard. Pada shard pertama terdapat 10 chunk. MongoDB akan melakukan balancing dengan melakukan transfer ke 2 shard yang lain sampai ukuran chunk pada tiap shard menjadi seimbang. Hal ini dilakukan secara automatis, meskipun kita juga dapat melakukannya secara manual.

Config DB Process (Config server)

Selain mongod, dalam proses sharding dibutuhkan suatu prosess (program) yang bertugas untuk menyimpan informasi mengenai shard-server dan chunk didalam shard tersebut. informasi tersebut dikenal dengan meta-data. Kita dapat menjalankan 1 atau 3 Config Server. Tentu pada production dibutuhkan 3 config server. Ketika satu mati maka masih tersisa 2 cadangan Config server.

Tidak seperti mongod, Config Server tidak berkomunikasi antara satu dengan yang lain. Ketika satu proses mati, biasanya dihidupkan dengan melakukan restore terhadap dump dari server yang lain. Ketika server ini mati.

Routing Process (mongos)

Selain mongod dan config server, element lain yang penting adalah mongos. Fungsi utama dari mongos adalah melakukan routing terhadap request ke shard yang memiliki data tersebut. Pada saat aplikasi ini dijalankan. ia akan mengambil data dari config server. Aplikasi yang kita miliki berkomunikasi layaknya dengan server database biasa. Misalkan sebelumnya aplikasi kita setup ke url mongod, sekarang setelah kita melakukan konfigurasi pada sharding, kita cukup mengarahkan url ke proses mongos.

Proses mongos ini relativ lebih kecil. Kadang kita dapat menjalankan mongos pada server aplikasi kita. Ada juga yang menjalankan proses mongos di mesin yang sama dengan mongod.

Implementasi

Ok, setelah kita mengerti beberapa konsep mengenai sharding, mari kita membuat suatu contoh kasus bagaimana melakukan implementasi terhadap sharding berikut. Untuk kemudahan, maka semua instance server ktia letakkan pada server yang sama (localhost). Hal ini berlaku untuk mongod, Config Server, mongos dan server aplikasi.

Pada contoh kasus ini kita akan menjalankan beberpa server sebagai berikut

• 2 Monogod. port 10000 & 10001
• 1 Config Server. port 20000
• 1 Mongos

Mongod

Dalam kasus ini, saya berasumsi anda telah melakukan instalasi terhadap mongo server. Untuk menjalankan 2 proses mongod, jalankan perintah berikut

  $ mkdir a b
  # jalankan instance pertama
  $ mongod --shardsvr --dbpath $PWD/a --port 10000 > /tmp/sharda.log &
  $ cat /tmp/sharda.log # pastikan process tersebut berjalan
  # jalankan instance kedua
  $ mongod --shardsvr --dbpath $PWD/b --port 10001 > /tmp/shardb.log &
  $ cat /tmp/shardb.log # pastikan process tersebut berjalan

Configuration Server & Mongos

Berikutnya yang kita lakukan adalah menjalankan Configuration server dan Mongos dengan perintah berikut

  $ mkdir config
  # start config server
  $ mongod --configsvr --dbpath $PWD/config --port 20000 > /tmp/configdb.log &
  $ cat /tmp/configdb.log # pastikan server berjalan
  # start mongos
  $ mongos --configdb localhost:20000 --chunkSize 1 > /tmp/mongos.log &
  $ cat /tmp/mongos.log # pastikan server tersebut berjalan

pada contoh diatas, mongos tidak membutuhkan --dbpath, karena mongo tidak memerlukan persistance (penyimpanan data). Perintah mongos diatas akan menjalankan mongos pada port default (sama serperti port default mongod) yaitu 27017

--chinkSize 1 merupakan opsi untuk menentukan ukuran chunk 1MB (defaultnya 64MB). Hal ini bertujuan untuk explorasi saja. sehingga kita tidak perlu memassukkan data berukuran 64MB untuk membuat satu chuck baru.

Setup Cluster

Sampai tahap ini yang telah kita lakukan adalah mejalankan 2 process mongod, 1 process config server dan 1 process mongos. Berikutnya yang kita lakukan adalah melakukan setup agar server tersebut dapat saling berkomunikasi.

Konfigurasi Shard Server pada mongos

Berikutnya yang kita lakukan adalah setup mongos agar menambahkan 2 shard server yang berjalan pada port 10000 & 10001.

$ mongo
MongoDB shell version: 1.8.2
connecting to: test
> use admin
switched to db admin
> db.runCommand( { addshard: "localhost:10000"} )
{ "shardAdded" : "shard0000", "ok" : 1 }
> db.runCommand( { addshard: "localhost:10001"} )
{ "shardAdded" : "shard0001", "ok" : 1 }
>

Berikutnya, kita set agar server tersebut dalam mode sharding pada database test. Setelah itu kita akan menambahkan sharding pada collection people dengan shard key email. Meskipun pada tahap ini kita belum memiliki people Collection ```bash

db.runCommand( { enablesharding: "test" } ) { "ok" : 1 } db.runCommand( { shardcollection: "test.people", key: {email: 1} } ) { "collectionsharded" : "test.people", "ok" : 1 } use test show collections ```

Oke kita cek dulu apakah ukuran chuck sudah 1 MB, apabila belum kita ubah menjadi 1 MB

  > use config
  switched to db config
  > show collections
  changelog
  chunks
  collections
  databases
  lockpings
  locks
  mongos
  settings
  shards
  system.indexes
  version
  > db.settings.find()
  { "_id" : "chunksize", "value" : 64 }
  > db.settings.save({_id:"chunksize", value: 1})
  > db.settings.find()
  { "_id" : "chunksize", "value" : 1 }
  >

Perhatikan bahwa perintah terakhir tidak menghasilkan apa-apa karena kita memang belum memiliki collection.

Ok, sampai tahap ini kita telah selesai melakukan shard terhadap server tersebut

Let's Play

Sekarang saatnya kita melakukan percobaan dengan shard dan chunk.

Tambahkan data pada collection

Pertama-tama kita coba untuk menambahkan 1 collection dan melihat ukuran collection tersebut.

  > use test
  switched to db test
  > db.people.save( { name: "Person test", email: "test@foo.com" } )
  > db.people.find()
  { "_id" : ObjectId("4f5742cc580bd77a9d9ec6d6"), "email" : "test@foo.com", "name" : "Person test" }
  > db.people.dataSize()
  68
  > db.people.totalSize()
  24576

Dapat dilihat pada hasil diatas bahwa kita telah memasukkan 1 dokumen pada collection people dan untuk 1 dokumen kita memerlukan 68 byte. Ingat bahwa pada contoh diatas, kita menetapkan ukuran 1 chunk adalah 1MB (1024 byte). Skarang kita coba untuk memasukan data sehingga ukuran data menjadi 3 chuck

Mari kita tambahkan record (dokumen) sebanyak 20000.

  > for (var i = 1; i <= 20000; i++) {
  ...   var person_name = "Person #" + i;
  ...   var person_email = "email-" + i + "@foo.com";
  ...   db.people.save ({ name: person_name, email: person_email });
  ... }
  > db.people.totalSize()
  6776064
  > db.people.dataSize()
  1559608
  >

Melihat informasi jumlah shard

untuk melihat informasi shard dapat kita lakukan dalam perintah berikut.

  > use admin
  switched to db admin
  > db.runCommand({ listshards: 1})
  {
    "shards" : [
        {
            "_id" : "shard0000",
            "host" : "localhost:10000"
        },
        {
            "_id" : "shard0001",
            "host" : "localhost:10001"
        }
    ],
    "ok" : 1
  }

Melihat informasi Chunk

Untuk melihat informasi chunk, dan di shard mana chunk itu disimpan, lakukan perintah berikut ```bash

use config switched to db config db.chunks.find() { "id":"test.people-emailMinKey", "lastmod":{ "t":2000, "i":0 }, "ns":"test.people", "min":{ "email":{ $minKey:1 } }, "max":{ "email":"email-10000@foo.com" }, "shard":"shard0001" }{ "id":"test.people-email\"email-10000@foo.com\"", "lastmod":{ "t":2000, "i":2 }, "ns":"test.people", "min":{ "email":"email-10000@foo.com" }, "max":{ "email":"email-9@foo.com" }, "shard":"shard0000" }{ "id":"test.people-email\"email-9@foo.com\"", "lastmod":{ "t":2000, "i":3 }, "ns":"test.people", "min":{ "email":"email-9@foo.com" }, "max":{ "email":{ $maxKey:1 } }, "shard":"shard0000" } ```

dari data diatas kita dapat melihat bahwa terdapat 3 chunk:

• test.people-email_MinKey berada pada shard0001
• test.people-email_\"email-10000@foo.com\" berada pada shard0000
• test.people-email_\"email-9@foo.com\" berada pada shard0000

MongoDB ternyata melakukan partisi terhadap shard key dengan memperlakukan key tersebut sebagai string.

Memindahkan Chunk ke shard lain

Misalkan pada contoh diatas kita ingin memindahkan chunk test.people-email_\"email-9@foo.com\" berada pada shard0000 dari shard0000 je shard0001. Hal tersebut dapat dilakukan dengan perintah berikut

  > db.adminCommand({ moveChunk: "test.people", find: {email: "email-9@foo.com"}, to: 'shard0001'})
  { "millis" : 1038, "ok" : 1 }
  > db.chunks.find()
  {
     "_id":"test.people-email_MinKey",
     "lastmod":{
        "t":2000,
        "i":0
     },
     "ns":"test.people",
     "min":{
        "email":{
           $minKey:1
        }
     },
     "max":{
        "email":"email-10000@foo.com"
     },
     "shard":"shard0001"
  }{
     "_id":"test.people-email_\"email-10000@foo.com\"",
     "lastmod":{
        "t":3000,
        "i":1
     },
     "ns":"test.people",
     "min":{
        "email":"email-10000@foo.com"
     },
     "max":{
        "email":"email-9@foo.com"
     },
     "shard":"shard0000"
  }{
     "_id":"test.people-email_\"email-9@foo.com\"",
     "lastmod":{
        "t":3000,
        "i":0
     },
     "ns":"test.people",
     "min":{
        "email":"email-9@foo.com"
     },
     "max":{
        "email":{
           $maxKey:1
        }
     },
     "shard":"shard0001"
  }
  >

Dari data diatas kita bisa melihat bahwa chunk tersebut sudah pindah dari shard0000 ke sahrd00001

</p>

Ruby Fiber apaan sih ?

Fibers are light-weight (green) threads with manual, cooperative scheduling, rather than the preemptive scheduling of Ruby 1.8's threads. Since Ruby 1.9's threads exist at the system level, fibers are, in a way, Ruby 1.9's answer to Ruby 1.8's green threads, but lacking the pre-emptive scheduling

rubyinside.com

Thread

Untuk dapat mengerti mengenai fiber, sebelumnya kita harus memahami thread. Suatu (instance) program yang sedang berjalan disebut dengan proses. thread adalah unit proses (potongan kode) yang dapat dijalankan secara simultan. Jadi sekan-akan program tersebut bercabang.

Ambil contoh program Web Server yang diimplementasi menggunakan thread. Fungsi Web Server (WS) adalah menerima request dan memberikan response kepada web browser. Misalkan WS tersebut hanya memiliki 1 proses, maka apabila ada 10 user yang melakukan request, maka mereka harus mengantri untuk menerima response dari server. Hal ini bisa diatasi salah satunya dengan menggunakan thread. Apabila terdapat suatu request, maka proses utama membuat (spawn) suatu thread untuk menangani request tersebut. Misalkan ada 10 request disaat yang bersamaan, maka terdapat 10 thread yang jalan disaat yang bersamaan. Dalam kasus ini maka 10 user tersebut akan dilayani pada waktu yang bersamaan.

Ruby 1.8.7 (MRI) memiliki tipe green thread, yaitu thread yang dikelola oleh Virtual Machine sedangkan normalnya thread dikelola oleh Operating System (OS) atau native thread. Namun implementasi threads untuk tiap interpreter berbeda. Misalkan pada JRuby dan Rubinius yang menggunakan native threads.

Eksekusi setiap threads dikelola oleh program yang dinamakan scheduler. preemptive scheduling adalah suatu metode yang digunakan scheduler dengan memanfaatkan interrupt. Artinya scheduler mengirimkan interrupt kepada suatu thread untuk berhenti dan menjalankan thread lain. secara default MRI menggunakan fair scheduler. Artinya masing-masing thread akan dijadwalkan (dijalankan) dengan waktu yang sama.

Fiber

Fiber adalah fitur yang pertamakali diperkenalkan pada ruby 1.9 (Meskipun ada hack untuk ruby 1.8.{67}). Fiber mirip dengan thread. Namun pada fiber, user yang memiliki kontrol terhadap eksekusi kode, bukan scheduler. setiap fiber memiliki 4Kb memori sehingga cukup "murah" untuk dibuat. Berikut adalah contoh dari (igvita.com).

Terdapat 2 thread: Thread pertama melakukan io-blocking selama 40ms dan komputasi 10ms. sedangkan thread kedua melakukan 50ms komputasi.

Berikut adalah implementasi dalam thread dan juga fiber:

Komparasi kode yang dijalankan menggunakan thread   fiber. http://www.igvita.com/2009/05/13/fibers-cooperative-scheduling-in-ruby/

Pada contoh pertama, thread 2 memakan waktu 100ms, sedangkan pada contoh yang kedua hanya memakan waktu 60ms.

Dengan menggunakan fiber, program berjalan sekan-akan sychronous (blocking). Oleh karena itu fiber merupakan kandidat yang cocok untuk diterapkan pada pemograman Event-Driven atau Asynchronous programming seperti pada EventMachine di ruby

Cara Menggunakan Fiber

Untuk dapat memahami fiber, kita ambil contoh seperti berikut. Program ini sebenarnya tidak berguna, tapi cukup untuk mendemonstrasikan alur penggunaan fiber

  fiber = Fiber.new do
    puts "Fiber: Beginning of fiber"
    Fiber.yield # kembalikan eksekusi ke main (line 11)
    puts "Fiber: Halo main, saya fiber"
    Fiber.yield # kembalikan eksekusi ke main (line 13)
    Fiber.yield "Fiber: Sekarang #{Time.now.to_s}"
  end

  puts "Main: Beginning main"
  fiber.resume # jalankan fiber (line 2)
  puts "Main: Hello saya main thread"
  fiber.resume # jalankan fiber (line 4)
  puts "Main: Sekarang jam berapa ya ?"
  puts fiber.resume # jalankan fiber (line 6) dan output hasil

     Main: Beginning main
     Fiber: Beginning of fiber
     Main: Hello saya main thread
     Fiber: Halo main, saya fiber
     Main: Sekarang jam berapa ya ?
     Fiber: Sekarang 2012-02-29 22:45:08 +0700